Apakah kalian semua pernah mendengar tentang kuil pemujaan iblis di negara Kolombia? Negara dengan mayoritas penduduk beragama Katolik, digegerkan dengan dibukanya sebuah bangunan yang diduga digunakan untuk kegiatan satanisme – penyembahan setan.
Sebuah kuil di Kolombia dibangun khusus sebagai tempat menyembah Iblis lucifer. Pembangunan kuil ini pun banyak disorot oleh media di berbagai belahan dunia. Kira-kira seperti apa kuil lucifer ini dan siapa yang membangunnya dan seperti apakah fakta dibalik semua hal itu?
Anehnya disini, bangunan yang bernama Luciferian Seeds of Light Temple malah diakui secara hukum oleh pemerintah Kolombia. Bukankah hal ini tidaklah masuk akal? Kita semua tahu bahwa tempat ibadah adalah untuk kebaikan dan tempat yang sangat suci. Berdasarkan keterangan Pemerintah Quindío, Carlos Eduardo Osorio, dan Uskup Agung Pablo Emiro Salas, salib terbalik yang merupakan simbol dari satanisme merupakan hal yang dilarang menurut perundang-undangan nasional.
Victor Damian Rozo, pria dibalik pembangunan kuil Lucifer. Ia membangun sebuah tempat ibadah khusus untuk para pengabdi Setan di pedalaman Kolombia. Bagi Damian Rozo, iblis adalah ayahnya. Rozo keluar dari gereja Katolik ketika ia masih remaja. Setelah itu ia pun mendedikasikan hidupnya pada Lucifer. Sejak saat itu Damian mulai mengumpulkan anggota-anggota kuil Iblis tersebut, menggelar perkumpulan dan melakukan peribadatan.
Ketika diwawancara oleh majalah Kolombia, Semana, Rozo menjelaskan bahwa yang disembahnya adalah Lucifer, yaitu malaikat yang dikeluarkan dari surga dan bukan merupakan setan. Namun sebuah media lokal, Crónica del Quindío, mengklaim Rozo sebagai pembohong. Seperti yang dilansir oleh latincorrespondent, di dalam bangunannya terdapat beberapa simbol yang berkaitan dengan satanisme, seperti salib terbalik dan Baphomet.
Anehnya lagi, Rozo juga memaparkan bahwa dalam mendirikan bangunan tersebut, ia menghabiskan dana sekitar $200.000 atau sekitar Rp 2,6 miliar. Uang tersebut ia dapatkan dari sumbangan di seluruh dunia. Ia juga menjelaskan bahwa penyembahan ini bukanlah bentuk pembrontakan. Beginilah ungkapan aneh dan sangat tidak wajar ia saat diwawancarai mengenai kuil ini.
Kita adalah pecinta seks dan nafsu. Ketika berbicara hal tersebut, jelas kita melakukannya dalam kebebasan untuk memilih yang baik atau buruk, … Dalam batasan perundang-undangan dan menghormati orang lain,” jelasnya.
“Kami bukan satanis dan tak menyembah setan. Kami menyembah malaikat bernama Lucifer, yang mulanya dikenal sebagai malaikat cahaya, cinta, dan damai,” tambahnya.
